Jumat, 06 Maret 2009

Sombong

Sombong…sebuah kata yang tak asing lagi dan sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam istilah agamisnya dikenal dengan sebutan takabbur. ALLAH SWT berfirman, “Dan ALLAH tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS 57 : 23). Saya adalah seorang manusia biasa yang seringkali lalai dalam berbagai hal, termasuk di antaranya hal yang berkaitan dengan istilah sombong ini. ALLAH SWT menegur saya dalam 2 peristiwa yang inshaALLAH masih saya ingat untuk berbagi cerita kepada saudara-saudaraku di bumi ALLAH.
Peristiwa pertama berkaitan dengan puasa. Suatu hari saya berkendaraan dengan ibu dan adik saya. Pada saat itu saya sedang membayar puasa wajib yang terhalang pada saat bulan Ramadhan. Tiba-tiba saya teringat cerita ibu tentang saudara sepupu yang lupa “makan siang dan minum” saat ia sedang berpuasa. Dalam hati saya (tidak diucapkan) terlintas pemikiran, “Kenapa ya, ada orang yang bisa lupa sedang berpuasa ? (dalam hal ini makan dan minum). Kayaknya saya sih gak bakalan lupa.” Sebetulnya jika kita tahu, ALLAH justru sedang memberikan kenikmatan kepada saudara sepupu saya itu.

Tak lama kemudian seorang pedagang asongan menawarkan permen pedas. Adik saya membelinya dan tanpa ragu-ragu saya minta sebutir permen pedas tersebut. Selang beberapa menit kemudian saya tersadar bahwa kala itu saya sedang berpuasa. “Astagfirullah! Kenapa mulut saya terasa panas, permen sudah habis, dan saya tidak bisa minum? “ gumam saya dalam hati. Ternyata ALLAH telah menegur saya agar saya sadar bahwa manusia itu tempatnya lupa dan lemah. Tidak ada satu orangpun yang tidak pernah luput dari sifat lupa. Jangankan perkataan (apalagi perbuatan), terbersit sedikit saja rasa sombong dalam hati sudah langsung diketahui dan diperhitungkan oleh Zat Yang Maha Adil. Ternyata kejadian “makan permen” belum menyadarkan saya untuk menjaga kebersihan hati. Peristiwa kedua meninggalkan bekas luka di tangan saya dan mempengaruhi aktivitas saya sehari-hari. Suatu hari saya berkunjung ke rumah kakak. Saat itu saya sudah ‘telat’ 3 minggu tapi saya belum memeriksakan kandungan ke dokter karena saya dan suami berencana memeriksakannya minggu depan. Kehamilan ini adalah kehamilan pertama saya sejak pernikahan kami 3 bulan yang lalu. Pada waktu maghrib saya mengambil air wudlu di kamar mandi. Lagi-lagi terlintas dalam hati pemikiran yang menjurus kepada kesombongan, “Kenapa ya banyak orang hamil yang jatuh di kamar mandi? Saya kayaknya gak bakalan deh! Saya kan orangnya hati-hati.” Dalam hitungan detik ALLAH langsung menunjukkan kekuasaan-NYA dan menegur saya dengan kejadian yang dahsyat. Saat itu saya merasakan ada aliran listrik yang mengenai tangan kanan saya disertai dengan bunyi keras benda jatuh. Rupanya wastafel atau tempat cuci tangan pecah dan berserakan di lantai. Saya sangat terkejut dan berusaha mencari-cari benda elektronik yang telah “menyetrum” tangan saya. Saya tidak menemukan benda yang saya cari namun mata saya tertuju oleh warna merah (darah) yang telah membasahi dan memenuhi pakaian yang saya kenakan saat itu. Saya berteriak histeris sehingga menyebabkan anggota keluarga berhamburan mendekati kamar mandi dan meminta saya untuk membukakan pintu. Dalam keadaan yang sangat panik saya tidak mampu melakukannya. Dalam hati saya terlintas pemikiran, “Inikah saatnya ajal saya datang?”. Saya khawatir urat nadi saya terputus. Saya berusaha menenangkan diri dengan beristighfar. Alhamdulillah karena rahmat-Nya saya sadar bahwa tangan kiri saya masih berfungsi dengan baik. Dalam keadaan gemetar saya berhasil membuka pintu.
Saya dilarikan ke rumah sakit terdekat menuju ruang gawat darurat. Alhamdulillah dokter langsung menangani saya. Rupanya urat gerak di pergelangan tangan kanan saya nyaris putus (urat nadi hanya 1 cm dari tempat robekan). Dokter menjahit 18 jahitan dengan cara menyambung urat gerak yang hampir putus tersebut dan menutup luka robekan di permukaan kulit (3 jahitan di dalam tangan dan 15 jahitan di permukaan kulit). Sejak saat itu 3 jari tangan kanan saya mati rasa sehingga mempengaruhi aktivitas saya. Pada saat dokter memberikan resep, suami mengatakan bahwa saya sudah telat 3 minggu. Setelah saya diperiksa, dokter menyatakan saya positif hamil dan kandungan saya dalam keadaan baik. Alhamdulillah segala puji bagi-MU ya ALLAH, kesedihan yang saya terima saat itu langsung dibalas dengan kegembiraan yang tiada terkira. Kami terpilih untuk mengemban amanah yang sangat mulia ini.
Peristiwa-peristiwa yang saya alami ini harus menjadi pegangan bagi saya bahwa manusia (khususnya saya) adalah makhluk yang lemah yang tak luput dari lupa dan salah. Hikmah lain yang bisa saya ambil adalah tentang pentingnya menjaga kebersihan hati. Setiap perbuatan dimulai dari hati. “Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati.” (Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim)

Terima kasih ya RABB karena telah menegur saya. Teguran ALLAH bagi manusia (khususya saya) semata-mata karena ALLAH masih memperhatikan dan menyayangi kita sebagai hamba-NYA agar kita selalu berada di jalan-NYA yang lurus. Wallohu a’lam bishshowab. disadur dari eramuslim.

salam

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger