Jumat, 01 Mei 2009

CERITA MOTIVASI

Saya ingat ketika masa kecil merengek pada orang tua minta dibelikan sepeda. Karena melihat teman-teman banyak yang sudah punya. Terlihat raut wajah bapak yang tega melihat saya merengek minta di belikan sepeda, namun apadaya bapak saya tak sanggup membelikannya. Karena himpitan ekonomi yang menderanya, dan harus menghidupi isteri dan kelima anaknya si bapak bekerja keras banting tulang mencari nafkah untuk keluarga tercinta. Kesehariannya hanya bercocok tanam dengan menumpang diladang orang lain (tumpang sari) karena tidak memiliki lahan kebun yang luas. Terkadang berdagang keliling dengan memikul barang dagangannya. Tapi karena cintanya terhadap keluarga ia rela kena terik matahari yang menyengat tubuhnya yang mulai lemah. Terkadang harus basah kuyup karena derasnya hujan dan tidak memiliki payung tuk melindungi diri dan dagangannya.


Entah yang keberapa kali saya minta di belikan sepeda, namun belum juga permintaanya dipenuhi. Hingga pada suatu saat saya berkata: "Pak, aku minta di beliin sepeda", si bapak memelukku sambil membelai rambut dan berkata: Memangnya kamu sudah bisa naik sepeda nak? Belum pak, makanya belikan aku sepeda biar aku bisa naik sepeda. Lalu bapak berkata lagi, sekarang kamu belajar dulu naik sepedanya kan bisa pinjam punya temanmu. Nanti kalau sudah "bisa" beli sepedahnya ya...? Spontan saat itu saya melompat kegirangan karena akhirnya bapak mau membelikan sepeda. Maka setelah itu sepulang sekolah sya langsung ganti pakaian dan mencari teman-teman yang punya sepeda yang bisa di pinjam atau di sewa. Ketika itu saya di beri bekal sekolah Rp: 50. rupiah, tapi kerena saya ingin bisa naik sepeda, uang itu tidak saya jajankan.

Karena saya khawatir teman saya yang punya sepeda itu tidak mau memberi pinjam sepedahnya. Dan ke khawatiran saya itu ternyata benar, karena ternyata teman saya itu tidak mau memberi penjaman sepedahnya. Akhirnya saya kasih uang yang Rp;50. rupiah itu sebagai sewa sepeda. Dengan semangat saya belajar sendiri tak ada yang membimbing atau memberikan arahan tentang bagaimana cara naik sepeda. Saya belajar dari pukul 11.wib hingga hampir maghrib. Alhamdulillah meskipun saya rasakan tangan saya serasa berat dan pegal-pegal, akhirnya saya bisa juga naik sepeda walau terkadang masih sering jatuh. Berkat kegigihan saya untuk bisa naik sepeda dan mendapat hadiah sepada dari bapak, dan dengan uang jajan yang hanya Rp; 50.rupiah buat nyewa sepeda seminggu kemudian saya bisa naik sepeda dengan lancar.

Setelah saya bisa naik sepeda dengan lancar, lalu saya menagih janji pada bapak saya yang akan membelikan sepeda jika saya sudah "bisa" naik sepeda. Dengan senyumnya bapak saya merasa gembira melihat saya bisa naik sepeda lalu berkata: "Sekarang kamu sudah pintar naik sepeda walau harus bersusah payah pinjam bahkan sewa sepeda teman kamu, sekarang kamu juga pasti "bisa" beli sepeda walau harus bersusah payah untuk membli sepeda" bapak hanya bisa memberikan do'a serta MOTIVASI HIDUP, agar kelak dewasa nanti kamu tidak bergantung kepada orang lain. Bee your self, jadilah dirimu sendiri sesuai dengan Fithrah-Nya. Jangan terlalu bergantung terhadap orang lain, tapi gantungkanlah cita-cita dan harapan-harapanmu kepada Allah SWT. Kadukan nasibmu pada Ilahi Rabbi, dan berbaik sangka lah pada-Nya karena Allah akan membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Wallahu 'alam bishawab

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger