Minggu, 24 Mei 2009

Nikmat

Didalam Alquran Surat (55) Ar-Rahman di ucapkan berulang-ulang hingga 31 kali dari 78 ayat, "fabiayyi aala irabbikuma tukadzibaan" Maka Nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan? Betapa Allah menegaskan hingga berulang-ulang tentang nikmat yang dilimpahkan untuk seluruh umat manusia, bahkan seisi langit dan bumi. Kemudian diterangkan juga tentang pembalasan di akhirat, keadaan penghuni neraka dan penghuni surga, dan diterangkan pula tentang keadaan didalam surga yang dijanjikan Allah kepada penghuni surga yang bertakwa.

Begitu sayangnya Allah terhadap hambanya dengan melimpahkan segala nikmat. Bahkan hingga hari akhirat Allah janjikan nikmat yang sesungguhnya, yang kekal abadi bagi orang-orang yang bertakwa. Akan tetapi masih banyak orang yang masih berkeluh kesah menghadapi kenyataan hidup yang hanya sementara ini.


....Sesungguhnya jika kamu bersyukur akan nikmat Allah, pasti Kami akan tambahkan nikmatnya kepadamu, dan jika kamu mengingkari (kufur) akan nikmat Allah, maka sesungguhnya adzab sangat pedih. QS:14:7
Tapi betapapun dahsyatnya adzab Allah masih banyak orang yang berpaling dari kebenaran, dan menyimpang dari jalan yang lurus. Juga begitu indah dan megahnya karunia nikmat yang Allah limpahkan, masih banyak orang enggan untuk mengucap syukur. Bahkan masih terus berebut hak dan nikmat yang seharusnya orang lain rasakan.
Masih saja merasa kekurangan padahal begitu berlimpahnya nikmat yang telah ia rasakan.

”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 71)

Maksud dari kata ”mendatangi” ialah melintas di atas Neraka Jahannam dengan menyeberangi jembatan tersebut. Semua orang beriman –bagaimanapun kualitas imannya- pasti mengalaminya. Hanya saja Allah jamin keselamatan bagi mereka yang imannya sejati (orang-orang bertaqwa). Dan adapun mereka yang imannya bermasalah (orang-orang zalim/kaum munafik) akan jatuh tergelincir ke dalam Neraka Jahannam saat melintasinya.

Dalam sebuah hadits bahkan secara lebih detail Nabi Muhammad SAW., menggambarkan keadaan jembatan dimaksud. Jembatan itu lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang. Laa haula wa laa quwwata illa billah...! Betapa sulitnya bagi kita untuk berjalan menyeberang di atasnya. Tetapi Allah Maha Perkasa sekaligus Maha Bijaksana. Allah akan berikan bekal bagi orang-orang yang imannya sejati untuk sanggup melintas di atas jembatan tersebut. Beginilah gambaran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai jembatan tersebut dengan kejiadian-kejadian yang menyertainya

“Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Di atasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah. Dan manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, ada yang laksana kilat dan ada yang laksana angin, ada yang laksana kuda yang berlari kencang dan ada yang laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata: ”Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah.” Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik lalu diselamatkan dan juga ada yang digulung dalam neraka di atas wajahnya.” (HR Ahmad 23649)

Jadi, menurut hadits di atas ada mereka yang bakal menyeberanginya dengan selamat dan ada yang menyeberanginya dengan selamat namun harus mengalami luka-luka dikarenakan terkena sabetan duri-duri yang mencabik-cabik tubuhnya. Lalu ada pula mereka yang gagal menyeberanginya hingga ujung. Mereka terpeleset, tergelincir sehingga terjatuh dan terjerembab dengan wajahnya ke dalam neraka yang menyala-nyala di bawah jembatan. Na’udzubillahi min dzaalika...!

Lalu bagaimana seseorang dapat menyeberanginya dengan selamat? Nabi Muhammad SAW., menjelaskan bahwa pada saat peristiwa menegangkan itu sedang berlangsung para Nabi dan para malaikat sibuk mendoakan keselamatan bagi orang-orang beriman. Mereka berdoa: ”Rabbi sallim. Rabbi sallim. (Ya Rabbi, selamatkanlah. Ya Rabbi, selamatkanlah).” Selanjutnya Allah akan memberikan cahaya bagi setiap orang. Baik mereka yang beriman sejati, mereka yang banyak berbuat dosa, maupun yang munafik sama-sama memperolehnya. Namun ketika sedang melintasi jembatan tersebut orang-orang yang imannya emas akan terus ditemani dan diterangi oleh cahaya tersebut hingga selamat sampai ke ujung penyeberangan. Sedangkan orang-orang munafik hanya sampai setengah perjalanan melintas jembatan tersebut tiba-tiba Allah mencabut cahaya yang tadinya menerangi mereka sehingga mereka berada dalam kegelapan lalu terjatuhlah mereka dari atas jembatan shirath ke dalam api menyala-nyala Neraka Jahannam. Na’udzubillahi min dzaalika...!

Saudaraku, sungguh pemandangan yang sangat mendebarkan. Pantaslah bila Nabi Muhammad SAW.,menyatakan bahwa saat peristiwa menyeberangi jembatan di atas Neraka Jahannam sedang berlangsung setiap orang tidak akan ingat kepada orang lainnya. Sebab semua orang sibuk memikirkan keselamatannya masing-masing.

Untuk itu, marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan dan berusahalah untuk mensyukuri nikmat yang tealah Allah limpahkan kapada kita semua.

Wallahu'alam bishawab

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger