Minggu, 29 Maret 2009

Musibah Adalah Rahmat

Akhir-akhir ini negri kita bahkan dunia, sedang mengalami musibah yang terus menerus dan berkepanjangan. Di negri kita Indonesia pun sudah beberapa kali bencana yang menimpa penduduk negri ini. Musibah datang dengan tiba-tiba, dan tidak pernah pandang bulu. Menimpa yang kaya raya maupun yang miskin, tua maupun muda, kalangan elit maupun yang ekonominya sulit. Musibah ini juga adalah pelajaran bagi kita yang tidak terkena bencana. Ada beberapa rahmat Allah melalui bencana ini, diantaranya adalah:


Musibah itu bisa merupakan azab bagi orang yang pendosa, terutama dosa-dosa besar. Seperti, zinah, syirik kepada Allah, durhaka terhadap orang tua, judi, mabuk-mabukan, dan lain sebagainya. Maka ketika ia terkena musibah sedang dalam keadaan berbuat dosa, maka itu merupakan azab baginya.
Yang ke dua, musibah juga bisa berarti ujian. Tidaklah Ku-cipta jin dan manusia, kecuali dia hanya untuk beribadah kepada-Ku. Jadi bukan emas kalau takut api. Tidak bisa dikatakan sesorang itu beriman, padahal Aku belum mengujinya.
Yang ke tiga, musibah juga bisa berarti pelajaran. Pelajaran untuk orang yang tidak terkena musibah. Supaya kita menyadari betapa habatnya Kekuasaan dan Kekuatan Allah. Dalam waktu sekejap mata, Allah bisa meluluh lantakkan penghuni dan isi perut bumi yang kita pijak ini. Harta yang dengan susah payah kita cari siang malam, anak dan istri yang kita banggakan, bahkan nyawa kita pun tidak bisa kita pertahankan ketika musibah itu datang menimpa.

Dan yang ke empat, musibah itu kalau dikaitkan dengan alam,juga bisa berarti pemulihan. Pemulihan terhadap alam yang sudah dirusak oleh para penghuninya, maka alam melakukan pemulihan kembali berupa meletusnya gunung. Yang dengan itu dimuntahkannya lahar dan mengeluarkan debu dan menjadi tumpukan pasir-pasir dan menimbun kembali lahan-lahan yang sudah gundul. Yang dengan itu resapan air yang tadinya kering kerontang karena pasirnya dikeruk oleh penguasa-penguasa yang dzolim, kini menjadi subur kembali.

Kesimpulannya jangan sekali-kali mengatakan bahwa dengan terjadinya musibah itu Allah jahat...? Subahanallah...Maha Suci Allah. Justru dengan adanya musibah ini Allah sedang mengikis dosa-dosa kita, dan kalaupun kita mati, mati dalam keadaan tidak membawa dosa. Sesungguhnya kita ini bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.Dengan musibah ini Allah sedang memberi pelajaran buat kita agar kita tak salah menapaki jalan dan tidak berbuat kedzoliman di muka bumi ini. Dan dengan musibah ini pula membuka peluang untuk berinfaq shadaqah dengan berupa memberikan bantuan atau sumbangan baik moril maupun materil. Untuk itu kami menghimbau, perbanyaklah shadaqah, perbanyak shadaqah!!! Karena shadaqah itu bisa menjadi penghalang datangnya adzabnya Allah.

Wallahu'alam

salam

Sabtu, 28 Maret 2009

Gaji Seorang Ibu Rumah Tangga

“Jangan minder jadi seorang ibu rumah tangga.” Menunggu memang sebuah pekerjaan yang melelahkan. Menjemput anak di sekolah diperlukan management yang tepat, Bagi ibu-ibu yang berkarier di rumahnya, dipastikan setiap subuhnya sudah berlenggak lengok mengejar jam tayang urusan antar jemput anaknya sekolah. Aku nggak minder lho… Cuma waktu kerja dulu aku sempat mikir juga. Rasanya gajiku habis untuk bayarin pembantu! Seorang ibu menimpali ucapanku. Saya sering bantuin suamiku jika dapat proyek dari kantornya. Kadang bantuin mengetik, atau seperti ini…” Dia memperlihatkan kertas karton yang sedang di guntingnya. Ibu ini bercerita sambil asyik dengan kegiatannya. Dengan tangkas dia menggunting dengan teliti logo-logo untuk persiapan MTQ yang akan di gunakan sebagai tanda peserta.


Aku tersenyum simpul dan bergumam sendiri : Ibu ini ternyata mampu memanfaatkan waktunya. Menunggu anak sekaligus mengerjakan tugas suami. Mana karton yang lainnya? Daripada ngantuk, lebih baik bantuin. Ada yang berbaik hati, menawarkan bantuannya.
Ibu-ibu yang berkumpul ternyata cukup kreatif. Ada mempunyai anak 3 orang, 6 orang dan 2 orang. Berkumpul pada pagi Jum’at ini, membuat hati tersirami. Ada tempat saling curhat tentang kegiatan yang tak habisnya bila hanya di rumah. Bayarin pembantu sekarang mahal. Dulu aku bayarin pembantu Rp.500.000,- ditambah ongkos taksinya. Jika ambil tukang setrika, mintanya Rp.350.000,- per bulan.” Yang lain mulai buka mulut. Tukang cucipun, nggak mau dibayar kurang dari Rp. 300.000,-. Mulai ramai ibu-ibu itu menimpali pancinganku.

Terlihat suasana mulai hangat. Dari suasana ngantuk menjadi forum pertemuan informal membahas mahalnya bayaran kepada seorang pembantu rumah tangga. Kotaku merupakan kota tambang. Merupakan hal yang biasa bagi kami untuk membayar gaji seorang pembantu di atas lima ratus ribu rupiah per bulannya. Kadang ada yang dibayar satu juta rupiah, tergantung jenis pekerjaan dan kesepakatan antara pembantu dan majikan. Mungkin bagi di daerah lain, itu merupakan gaji seorang administrasi di sebuah kantor. Kalau dihitung-hitung, berapa gaji kita sebagai ibu rumah tangga? Seorang ibu berbicara dengan nada bersemangat. Membuat ibu-ibu lainnya tersenyum dan bahkan tertawa. Meriah sekali! Aku suka suasana ini. Bertemu untuk saling diskusi. Untuk berbagi unek-unek yang tersimpan. Apalagi yang diajak diskusi satu profesi. Hem! Pasti mereka saling memahami dan mensupport apapun yang disampaikan.
Ibu-ibu pada sibuk menghitung dan akhirnya tertawa serempak. Tak ada hasil hitungan yang pasti. Mereka hanya menjawab dengan gelak tawa. Memposisikan diri sebagai pembantu. Menilai gaji yang akan mereka terima setiap bulannya.

“Bagaimana bila kita minta gaji ke suami masing-masing.” Ada ibu yang mulai memancing suasana.Tak ada yang menjawab, karena anak-anak mereka telah bubar dari kelas masing-masing. Mereka menghampiri ibunya masing-masing dan merengek untuk cepat pulang. Kami hanya bisa saling tukar senyum, sebagai pengganti penutup acara informal kami.
Ketika pulang, aku masih memikirkan perbincangan pagi itu. Jika di kalkulasi memang seorang ibu rumah tangga akan mendapatkan pendapatan yang lumayan. Jika rumahtangganya adalah kariernya untuk mendapatkan “materi” maka si ibu akan mendapatkan pendapatan yang lumayan. Mungkin ibu-ibu itu hanya mengeluarkan unek-uneknya untuk bisa dihargai oleh suaminya ataupun lingkungannya. Bahwa pekerjaan seorang ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang tidak boleh di anggap remeh oleh siapapun. Sebagai ibu rumah tangga yang muslimah, tentunya hitungan mendapatkan gaji sebagai ibu rumah tangga hanyalah sebuah “joke” untuk menyegarkan pikiran yang kadang buntu. Seringkali diharuskan pandai-pandai mengelola keuangan. Berapa pun yang diberikan oleh suami harus mampu mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga selama sebulan.

Allah S.W.T telah menyediakan “gaji” bagi seorang ibu rumah tangga, Bila ia menjalankan pekerjaan rumah tangganya dengan ikhlas, maka sama saja dia menjalankan amal sholeh yang tidak putus-putusnya. Tentu saja bagiannya adalah “syurga”.
Sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Aisyah : “ Beliau di tanya oleh seorang sahabat, amalan apa yang disukai oleh Allah? Maka di jawab oleh Aisyah bahwa amalan yang dikerjakan walaupun sedikit tapi dilakukan secara terus menerus”.
“Bila seorang wanita menjalankan sholat, puasa di bulan Ramadhan dan menyenangkan hati suaminya ( dalam kerangka syariat ) maka dia akan memasuki syurga dari pintu manapun yang dia sukai”. Begitulah salah satu hadits dari Rasulullah.

Semoga saya dan beserta ibu-ibu rumah tangga lainnya, diberikan oleh Allah S.W.T berupa kelapangan dada dan keikhlasan dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga. Wallahu'alam bishawab. disadur dari eramuslim

salam

Ah,,,Dia Emang Lebih Baik

Cerita refleksi diri ini telah memiliki berberapa versi mulai dari versi sang kodok sampai dengan sang keledai yang berakhir pada maksud dan tujuan yang sama. Di ceritakan bahwa sang keledai sering sekali mengeluh melihat nasibnya yang selalu di bedakan dengan tetangganya seekor kuda jantan hitam. Ketika berbelanja maka pastilah barang belanjaan di letakkan di punggungnya sementara sang majikan mengendarai kuda jantan tersebut. Begitupula dalam masalah makanan, suplemen khusus selalu di berikan kepada kuda jantan disampaing makan utama tentunya sementara si keledai hanya mendapat makanan alakadarnya yang menurut ukurannya sekedar penahan lapar.

Si keledai sering sekali bermimpi menjadi kuda, menyandang pelana dan berpacu dengan gagah perkasa, tetapi ketika terbangun dia kembali meratapi nasib yang tidak berkesudahan. Suatu ketika terdengar kabar bahwa negeri di landa perang dan seluruh warga di wajibkan untuk turut serta membela negara tidak terkecuali sang majikan. Setiap laki-laki sehat berkumpul untuk di berangkatkan ke medan perang dengan berbagai macam perbekalan di perjalanan. Si keledai tetap diikut sertakan dengan jatah tugas seperti biasa yaitu pembawa perbekalan dan si kuda jantan hitam menemani sang majikan mempertaruhkan nyawa demi bangsa.

Sesampainya dimedan laga si keledai di ikat di bawah pohon sedangkan seluruh rombongan berpacu menyambut kilatan pedang sang musuh, berbaur dalam deru anak panah dan teriakan kematian. Debu berterbangan menyelubungi para prajurit yang hampir menyamarkan antara kawan dan lawan. Setelah beberapa lama bertempur, tentara musuh berhasil di pukul mundur dan para prajurit berjaga di garis batas menunggu berbagai kemungkinan. Dari kejauhan sikeledai hanya bisa menyaksikan. Tetapi keledai tersebut tidak menemukan tuannya diantara para prajurit yang kembali ke pos peristirahatan. Kuda lain bercerita bahwa majikannya telah tewas di medan pertempuran beserta kudanya yang terkena anak panah.

Raut wajah syukur mulai diperlihatkan si keledai bahwa dia tercipta sebagai mahluk yang kurang membanggakan jika dibawa ketengah pertempuran sementara keperkasaan sang kuda ternyata berakhir pada kematian pikirnya. Apa yang di pikirkan si keledai atau apa yang di pikirkan sang kodok (bagi yang telah membaca versi sang kodok) atau mungkin apa yang kita pikirkan sering terpaku pada apa yang ada didalam diri kita sendiri sementara sisi yang lain selalu terlihat lebih indah.

Sifat qona'ah memang mulai jarang dilekatkan karena di anggap melunturkan semangat untuk ikhtiar. Padahal sifat qona'ah justru membentuk ke ikhlasan dan kesabaran atas pemberian Allah kepada kita tanpa harus menghilangkan sifat istiqomah untuk berikhtiar karena hasil dari ikhtiarpun merupakan rahmat Allah yang kita tidak tahu kapan dan berapa banyak kita akan memperolehnya. Itulah hidup penuh dengan segala resiko yang mesti kita jalani suka atau tidak suka.

Mungkin ada benarnya apa yang dikatakan Oprah Winfrey pembawa acara talk show terkenal dari Amerika bahwa resiko yang paling merugikan dalam hidup kita adalah bahwa kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berusaha sekuat tenaga menghindari resiko tersebut.

Salam

Segelas Teh Yang Penuh

Sudah tiga pengajian kami kunjungi dalam minggu itu tetapi teman tersebut tetap mengerutkan dahinya seperti menyangkal atau seperti isyarat pertanda ketidak setujuan pada beberapa materi yang disampaikan. Praktis satu minggu itu teman tersebut tidak mendapatkan manfaat apa-apa selain berbagai keluhan bahkan sedikit celaan sehingga masa tugasnya selama seminggu di Jakarta yang di manfaatkan untuk memperluas pengalaman justru berakhir pada pengalaman-pengalam an yang tidak mengenakkan.


Rutinitas memperdalam agama sepulang kerja memang hampir tiap hari dilakukan Eri di Yogjakarta. Seperti yang telah lama dimaklumi bahwa pemahaman Islam yang beredar di masyarakat memang penuh warna, ada yang menyikapi perbedaan dengan santai ada yang dengan emosi ada juga yang mengisolasi kelompoknya menjadi kelompok yang terkesan eksklusif ada yang berusaha menghilangkan perbedaan tersebut tetapi ada juga yang sengaja mendiamkan dengan pendapat "perbedaan adalah rahmat". Pengajian tempat Eri masuk dalam salah satu warna tersebut.

Sehari sebelum pulang ke Yogya Eri sempat bertukar pendapat dengan saya terhadap apa yang dipelajarinya dan apa yang di temuinya di masyarakat baik itu di Yogya tempatnya maupun di Jakarta, dan kesimpulannya semua terlihat salah dimatanya. Saya teringat kisah seorang pemuda yang ingin membandingkan beberapa oroma teh dengan hasil racikannya, tetapi dia selalu datang ke berbagai kedai dengan gelas penuh teh hasil racikannya sehingga teh yang hendak dicicipi pada gelas yang dibawanya selalu tumpah karena penuh, sehingga tidak satupun teh hasil racikan kedai lain bisa di rasakannya selain teh miliknya sendiri.

Kita tidak akan pernah bisa belajar apapun dari orang lain ketika kita mendatanginya dengan kepala penuh asumsi dan justifikasi, semua dibenturkan dengan apa yang kita pahami dan bukan berusaha memahami apa yang di pahami orang lain sehingga perpindahan ilmu tidak akan pernah terjadi. Teh yang kita racik baru bisa dikatakan enak jika kita juga telah meminum teh hasil racikan orang lain dan memahami bahan-bahan dasar serta cara-cara pengolahannya dan mengambil intisarinya sehingga aroma yang dihasilkan tampak lebih objectif. (dasadur dari David)


Salam

Mayoritas Wanita Masuk Neraka

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy berkata,’Suatu ketika Rasulullah keluar pada hari raya Idul Adha atau Idul Fitri menuju tempat shalat dan melalui sekelompok wanita. Beliau saw bersabda,’Wahai kaum wanita bersedekahlah sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka.’ Mereka bertanya,’Mengapa wahai Rasulullah?’
Beliau saw menjawab,’Kalian banyak melaknat dan maksiat terhadap suami. Dan tidaklah aku menyaksikan orang yang memiliki kekurangan akal dan agama yang dapat menghilangkan akal kaum laki-laki yang setia daripada salah seorang diantara kalian. Mereka bertanya,’Apa yang dimaksud dengan kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah saw?’ Beliau saw menjawab,’Bukankah kesaksian seorang wanita sama dengan separuh dari kesaksian seorang pria?’ Mereka menjawab,’Benar.’ Beliau saw berkata lagi,’Bukankah apabila dia mendapatkan haidh maka dia tidak melakukan shalat dan puasa?’ Mereka menjawab,’Benar.’ Beliau saw berkata,’itulah kekurangan agama.’ (HR. Bukhori)
Begitu juga Imam Muslim yang telah meriwayatkan hadits yang mirip dengan hadits ini.
Didalam hadits tersebut dijelaskan bahwa yang menjadi sebab kaum wanita adalah mayoritas penghuni neraka adalah :

1. Banyak melaknat.Imam Nawawi menyebutkan bahwa para ulama telah bersepakat akan haramnya melaknat. Laknat menurut arti bahasanya adalah menjauhkan sedangkan menurut syariat ia adalah menjauhkan dari rahmat Allah swt. Dan tidak diperbolehkan bagi seseorang menjauhkan orang-orang yang tidak dikenal keadaannya dan akhir perkaranya dengan pengenalan yang pasti dari rahmat Allah swt. Karena itu mereka mengatakan,’Tidak boleh melaknat seseorang yang tampak lahiriyahnya adalah seorang muslim atau kafir kecuali terhadap orang yang telah kita ketahui menurut nash syar’i bahwa dia mati dalam keadaan kafir seperti Abu Jahal atau iblis. Adapun melaknat dengan menyebutkan sifat-sifatnya tidaklah diharamkan seperti melaknat seorang wanita yang menyambung dan minta disambungkan rambutnya, seorang yang mentato dan minta ditato, pemakan riba dan yang memberi makan dengannya, pelukis, orang-orang zhalim, fasiq, kafir dan melaknat orang yang merubah batas-batas tanah, orang yang menasabkan seseorang dengan selain ayahnya, dan lainnya sebagaimana telah disebutkan oleh nash-nash syar’iyah yang menunjukkan kepada sifat bukan diri orang tertentu. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz II hal 88 - 89)

2. Maksiat terhadap suaminya.
Imam Nawawi mengatakan bahwa didalam hadits ini perbuatan maksiat terhadap suami dan tidak berbuat baik (kepadanya) adalah diantara dosa besar. Sesungguhnya adanya ancaman neraka di situ merupakan dalil bahwa maksiat itu adalah sebuah dosa besar. Didalam hadits ini pun terdapat penjelasan bahwa perbuatan melaknat juga diantara maksiat yang sangat buruk. Didalam hadits tersebut tidak ada yang menunjukkan bahwa hal itu adalah sebuah dosa besar akan tetapi Rasulullah saw mengatakan,”Kalian banyak melaknat” dan suatu dosa kecil apabila banyak dilakukan akan menjadikannya dosa besar. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz II hal 88). Penyebutan “kekurangan akal dan agama bagi kaum wanita” bukan berarti bahwa hadits ini memberikan celaan atau merendahkan mereka karena pada hakekatnya bahwa kekurangan akal dan agama itu adalah sesuatu yang nisbi. Terkadang ada seorang wanita lebih sempurna akalnya dan lebih kuat agamanya daripada laki-laki, hal ini menunjukkan perbedaan antara sesuatu yang sempurna dengan yang lebih sempurna atau sesuatu yang kurang dengan yang lebih memiliki kekurangan. Kemudian juga bahwa keumuman pada kaum wanita didalam kekurangan akal dan agama tampak bertentangan dengan hadits,”Laki-laki yang sempurna banyak dan tidak banyak dari kaum wanita yang sempurna kecuali Maryam putri Imron dan Asiyah binti Muzahim” hadits ini dikeluarkan Bukhori didalam kitab al Anbiya bab firman-Nya “Dan (ingatlah) ketika malaikat mengatakan : ‘Wahai Maryam..” (Fathul Bari juz X hal 691 dan Muslim no. 2431 dalam Fadhoil ash shahabah bab fadhoil khodijah)

Al Imam al Hafizh Ibnu Hajar didalam al Fath mengatakan bahwa penyebutan akan kekurangan pada wanita itu bukanlah celaan kepada mereka karena hal itu adalah dasar penciptaannya akan tetapi ia adalah peringatan akan fitnah mereka. Karena itu yang menyebabkan adzab bukanlah kekurangan itu akan tetapi karena apa-apa yang disebutkan didalam hadits itu seperti banyak melaknat, maksiat terhadap suami dan menghilangkan akal kaum pria. Disini kita katakan bahwa hadits itu ditujukan kepada kaum wanita dalam suatu majlis nasehat Rasulullah saw yang pada awalnya menunjukkan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah kaum wanita dan pada akhirnya adalah nasehat bagi kaum wanita sehingga mereka melepaskan diri dari sifat-sifat yang dapat menyebabkan mereka ke neraka dan memperingatkan mereka akan kekuatan pengaruh kaum wanita bersamaan dengan kelemahan mereka terhadap akal cerdas kaum laki-laki kuat dan setia terlebih lagi terhadap kaum laki-laki yang lemah dan sembrono diantara mereka. Seakan-akan dikatakan kepada kaum wanita,”Wahai kaum wanita bersedekahlah dan janganlah banyak melaknat dan janganlah maksiat kepada suami dan janganlah berbuat fitnah terhadap kaum laki-laki. Sesungguhnya mayoritas penghuni neraka adalah dari kaum wanita.” Hal lain yang perlu dicermati adalah selain pernyataan Rasulullah saw bahwa kaum wanita adalah mayoritas penghuni di neraka akan tetapi pada saat yang bersamaan mereka juga menjadi mayoritas penghuni surga, sebagaimana pendapat Abu Hurairoh dan juga al Qodhi berdasarkan hadits Rasulullah saw lainnya,”Sesungguhnya kelompok yang pertama masuk surga berparas seperti bulan pada malam purnama, sedangkan yang berikutnya adalah seperti cahaya bintang terang di langit dan setiap mereka mendapatkan dua isteri dan tidaklah di surga kecuali ia adalah seorang perjaka” (HR. Muslim).

Al Qodhi mengatakan bahwa lahiriyah hadits ini menunjukkan kaum wanita adalah mayoritas penghuni surga sedangkan didalam hadits lainnya disebutkan bahwa mereka adalah mayoritas penghuni neraka. Dia mengatakan.”Hal ini bisa digabungkan sehingga menjadi wanita adalah mayoritas anak-anak Adam.” Dia mengatakan bahwa itu semua adalah pada manusia karena jika tidak maka telah dijelaskan bahwa setiap laki-laki penghuni surga mendapatkan sekian banyak bidadari.” (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVII hal 250)
Al Imam Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa perkataan “setiap mereka mendapatkan dua isteri” adalah isteri dari kaum wanita dunia, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ahmad dari jalur lain dari Abu Hurairoh tentang sifat penghuni surga yang paling rendah “Dan sesungguhnya baginya bidadari sebanyak 72 sebagai isteri selain isteri-isterinya di dunia.” Didalam sanadnya terdapat Syahr bin Hawsyab yang statusnya masih dibicarakan.

Abu Hurairoh berdalil dengan hadits ini dengan mengatakan bahwa kaum wanita di surga lebih banyak daripada kaum laki-laki sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari jalan Ibnu Sirin. Hal ini jelas namun bertentangan dengan sabdanya saw yang lain didalam hadits tentang gerhana “Aku menyaksikan bahwa kalian (kaum wanita, pen) mayoritas penghuni neraka.” Hal ini bisa dijawab bahwa mayoritas kaum wanita di neraka tidaklah menafikan mayoritas pula mereka di surga. Namun juga ada kebimbangan terhadap ini berdasarkan sabdanya saw didalam hadits yang lain,”Aku menyaksikan surga dan melihat bahwa kaum wanita adalah minoritas penghuninya” Hal ini dimungkinkan bahwa orang yang meriwayatkan hadits ini meriwayatkannya dari sisi makna yang difahaminya, yaitu karena kaum wanita adalah penghuni mayoritas di neraka sehingga menjadikan mereka penghuni minoritas di surga. Padahal ini tidaklah menjadi suatu kemestian.., dan ada kemungkinan juga bahwa hal itu adalah pada permulaan masuk surga sebelum kaum wanita pelaku maksiat dikeluarkan dari neraka dengan syafa’atnya. (Fathul Bari juz VI hal 351 – 352) (disadur dari eramuslim)
Wallahu A’lam

salam

Sabtu, 21 Maret 2009

Kebenaran itu hanya ada pada Islam

Michael David Shapiro adalah seorang Yahudi Rusia. Dulu, ia tidak terlalu yakin dengan adanya Tuhan. Cita-citanya menjadi seorang bintang penyayi rock, tapi sekarang ia bekerja sebagai sekretaris dan tinggal di sebuah apartemen. Pencarian jati dirinya dimulai ketika ia berusia 19 tahun. Suatu malam, berniat ke dapur dan bertemu dengan rekannya seorang kulit hitam. Ia bertanya pada rekannya itu,"Bolehkah saya menyimpan vodka di kulkas malam ini?". Tak diduga, pertemuan itulah yang mengubah hidup Michael secara drastis. Teman kulit hitam yang dijumpainya di dapur adalah seorang Muslim dan dia adalah Muslim pertama yang pernah Michael jumpai. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, Michael mengajak lelaki kulit hitam itu berbincang-bincang tentang agama Islam. Tentang semua hal yang pernah Michael dengar seperti salat lima waktu, jihad dan sosok Nabi Muhammad saw.


Kemudian, teman mereka bernama Wade, seorang Kristiani bergabung dalam perbincangan itu. Jadilah mereka bertiga malam itu berdialog dengan Yahudi, Kristiani dan Muslim. "Ternyata kami menemukan banyak perbedaan dan banyak persamaan antara ketiga agama itu," kata Michael. Setelah perbincangan itu, minat Michael yang selama ini hanya berkutat pada sex, narkoba dan pesta-pesta jadi berubah total. Ia mulai berminat untuk mencari kebenaran, mencari Tuhan, mencari bagaimana cara menjadi pengikutNya. Ketika itu, kata Michael, ia memulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana pada dirinya sendiri seperti 'berapa sebenarnya jumlah Tuhan?'. Michael berpikir bahwa jumlah Tuhan pasti cuma satu. Tuhan akan lebih kuat jika cuma satu. Karena jika Tuhan dua, kalau ada salah satunya yang berbeda pendapat maka akan terjadi pertentangan dan pertikaian. "Maka saya berpikir bahwa Tuhan itu satu," kata Michael.Ia juga memikirkan tentang eksistensi Tuhan dan menganalisa keyakinan atheist dan keyakinan theist-theist lainnya. Saya teringat akan kata bijak "Setiap disain pasti ada disainernya". Bertolak dari kata bijak itu, mata saya terbuka bahwa Tuhan itu ada. "Saya tidak bisa menjelaskannya mengapa, saya hanya bisa merasakannya," ujar Michael.
Hal-hal baru yang ditemukannya, membuat Michael berpikir bahwa ia harus bertanggungjawab untuk mematuhi Sang Pencipta dan itu artinya ia harus memeluk satu agama. Pertanyaan lain pun menyusul, 'darimana ia akan memulai? karena secara harfiah jumlah agama bisa ribuan dan ia perlu memperkecil jumlah itu. Langkah pertama yang Michael lakukan adalah mengelompokan agama-agama monoteis dan itu sejalan dengan keyakinannya bahwa Tuhan itu satu. Ia mencoret Budha dan Hindu dari daftarnya dan melingkari tiga agama monoteis yaitu Islam, Kristen dan Yudaisme.

Karena ia seorang Yahudi. Michael mulai mempelajari Yudaisme terlebih dulu, mulai dari konsep Tuhan, nabi-nabi, 10 larangan Tuhan, Taurat dan tentang 'roh keyahudian', satu hal yang menarik perhatian dan membuat Michael ragu. Ia berpikir, ide tentang 'roh keyahudian' tidak universal karena 'jika seseorang dilahirkan sebagai Yahudi, maka orang itu punya jiwa Yahudi dan harus menjadi pengikut Yudaisme. Bagi Michael, ide semacam itu diskriminatif. Ia berpendapat bahwa semua manusia diciptakan sama. "Mengapa seseorang yang dilahirkan dalam agama tertentu harus tetap memeluk agama itu meski jika seseorang itu menemukan bahwa keyakinan yang dianutnya salah?" itulah pertanyaan yang muncul di benak Michael dan ia tidak sejalan dengan konsep tersebut. Hal lainnya yang membuat Michael ragu dengan Yudaisme, tidak ada konsep yang jelas tentang neraka dalam Yudaisme. Jika konsep itu tidak ada, kenapa seseorang harus berbuat baik atau melakukan dosa? "Jika saya tidak takut akan hukuman yang berat, jadi kenapa saya harus bermoral," pikir Michael. Michael akhirnya meninggalkan Yudaisme dan beralih belajar kekristenan. Agama ini juga membuat Michael mundur karena konsep trinitas dalam kristen yaitu bapak, putera dan roh kudus.

Ia berpendapat, bagaimana bisa Kristen mengklaik percaya hanya pada satu Tuhan, jika menganut konsep trinitas. Michael juga menganggap sejarah Yesus dalam Kristen aneh dan tak masuk akal. Dalam doktrin Kristen, Yesus adalah anak Tuhan yang harus dibunuh untuk menyelamatkan manusia dari "dosa asal" yang dilakukan Nabi Adam. Dalam Kristen, Yesus mati untuk menebus dosa-dosa manusia.Doktrin itu membuat Michael berpikir bahwa dalam agama Kristen seluruh umat manusia itu dilahirkan sebagai pendosa, yang melakukan perbuatan yang salah. Itu artinya, seorang bayi yang baru dilahirkan sudah berdosa karena melakukan hal-hal yang salah. "Doktrin yang aneh. Karena dosa satu orang, maka semua manusia harus menderita. Pesan moral apa yang disampaikan oleh doktrin semacam itu? Pemikiran seperti ini tidak masuk logika saya," ujar Michael. Michael lalu mempelajari Islam. Ia menemukan bahwa Islam berarti patuh dan berserah diri. Prinsip dalam Islam adalah Tuhan yang Esa, salat lima waktu sebagai wujud ketaatan pada Tuhan, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan pergi haji jika mampu secara finansial. Konsep yang buat Michael tidak terlalu sulit untuk dipahami. Apa yang Michael pelajari tentang Islam tidak ada yang bertentangan dengan logikanya, termasuk kitab suci al-Quran dengan keajaiban-keajaiban yang mengagumkan dan ajaran-ajaran yang tak lekang oleh waktu. Michael menemukan fakta-fakta ilmiah yang sudah dijelaskan dalam kitab suci al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu. Dari sekian banyak hal yang Michael pelajari tentang Islam lewat buku-buku dan riset. Satu hal yang paling membuatnya tertarik adalah kata "Islam" yang dijadikan nama agama Islam disebut beberapa kali dalam al-Quran.

"Dari studi-studi yang sudah saya lakukan sebelumnya, saya tidak menemukan satu kalipun kata 'Yudaisme' ditemukan dalam Kitab Perjanjian Lama atau kata 'Kekristenan' dalam Kitab Perjanjian Baru. Saya heran mengapa saya tidak menemukan dua kata itu dalam dua kitab tersebut!" tukas Michael. Ia lalu berpikir lebih dalam menemukan jawabannya. Kata Judaism bisa dipisah menjadi "Juda-ism". Begitu juga dengan Christianity bisa dipenggal menjadi "Chris-ianity". Siapakah Juda? Juda adalah salah satu pemimpin suku Yahudi. Jadi nama agama Judaisme diambil dari nama orang. Hal yang sama buat Kekristenan yang diambil dari kata Christ nama untuk Yesus. Michael akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa Christianity dan Judaism tidak disebut-sebut dalam kitab suci karena kedua nama itu datangnya dari manusia dan bukan dari Tuhan. Sedangkan Islam adalah nama agama yang datangnya dari Tuhan.
"Oleh sebab itu ajaran Kristen dan Yudaisme tidak kredibel. Setidaknya dari perspektif saya, kedua ajaran tersebut tidak murni, tidak logis dan tidak lengkap," kata Michael. Ia melanjutkan,"Islam adalah satu-satunya nama agama yang disebut-sebut dalam al-Quran. Ini punya arti yang besar buat saya."
"Saya sadar, bahwa saya harus mengikuti ajaran Islam. Kemudian saya memilih menjadi seorang Muslim. Saya telah menemukan kebenaran. Saya sudah keluar dari kegelapan dan menemukan cahaya ... cahaya Islam," tandas Michael. (disadur dari eramuslim)

salam

Minggu, 15 Maret 2009

"KEMATIAN"

Takdir Allah yang bernama "mati", adalah sesuatu yang pasti akan terjadi. Kapan, dimana, dan pada siapapun, juga pada semua makhluk Allah yang bernyawa maupun yang tak bernyawa. Semuanya itu akan mengalami kemusnahan. Namun perlu juga kita ketahui bahwa yang namanya manusia, bukanlah sebatas tubuh jismaniyah semata. Sesungguhnya kita adalah makhluk ruhaniah yang dimasukkan kedalam cangkang atau wadah, yang dalam Qur'an disebut Basyar, lalu diturunkan kemuka bumi dan di tugaskan sebagai khaifatullah fil ard wakil Allah dimuka bumi. (QS:2:30). Dan kalau dikaitkan dengan bumi, khalifah juga berarti penguasa atau pengelola bumi. Yang bekerja dan membangun peradaban yang tentunya dilandasi dengan iman dan takwa pada Allah Sang Penguasa jagad raya.


Tetapi dengan segala kesombongan kita, tidak menyadari bahwa maut akan selalu menghadang dan menjemput kita. Kita merasa masih muda, gagah, tampan, cantik, sehingga kita larut dalam buain duniawi dan kenikmatan ragawi, dan merasa maut masih jauh dari kita. Padahal apa yang kita bangga-banggakan semuanya itu tidak ada artinya ketika sang Malakul maut Ijrail menjemput. (Yauma laa yanfa'u maalun wala banuun) tidak ada lagi manfaat harta maupun keturunan. Harta yang susah-susah kita cari, tidak lagi bermanfaat, anak yang kita bangga-banggakan sampai disekolahkan ke luar negri sekalipun, kalau kita mati semuanya tidak ada yang mau ikut. Kita mati hanya membawa Qalbu yang selamat. Untuk itu kita harus mempersiapkan diri mulai dari sekarang!! Jangan pernah lagi terucap bahwa kita masih muda, masih gagah, sehingga semua itu membuat kita menjadi lupa diri akan datangnya kematian.

Iman kita kadang naik kadang turun. Jaddidu iimanakum, perbaharuilah selalu imanmu! Kayfa nujaddidu iimanana? Bagaimana cara memperbaharui iman kami? Aktsiru min qaul!! Perbanyaklah ucapan laailaha illallah (al-Hadits). Karena kita tidak tahu kapan kematian itu akan datang menjemput?. Karena juga mati tidak akan pandang bulu, apakah dia kaya, miskin, sehat, sakit, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda, bahkan janin yang masih dalam kandungan pun bisa mati. Apakah kita tahu akan mati dengan khusnul khatimah atau su'ul khatimah? Untuk itu kita harus mempersiapkan diri dan bertaqwa selalu terjaga teringatkan akan Allah.

Kita hanya bisa berdo'a dan berharap agar jika ajal menjemput, Allah berikan kematian yang mudah dan indah. Tidak dengan cara yang susah dan menyakitkan.

wallahu 'alam bishawab.

salam

Jumat, 06 Maret 2009

Sombong

Sombong…sebuah kata yang tak asing lagi dan sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam istilah agamisnya dikenal dengan sebutan takabbur. ALLAH SWT berfirman, “Dan ALLAH tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS 57 : 23). Saya adalah seorang manusia biasa yang seringkali lalai dalam berbagai hal, termasuk di antaranya hal yang berkaitan dengan istilah sombong ini. ALLAH SWT menegur saya dalam 2 peristiwa yang inshaALLAH masih saya ingat untuk berbagi cerita kepada saudara-saudaraku di bumi ALLAH.
Peristiwa pertama berkaitan dengan puasa. Suatu hari saya berkendaraan dengan ibu dan adik saya. Pada saat itu saya sedang membayar puasa wajib yang terhalang pada saat bulan Ramadhan. Tiba-tiba saya teringat cerita ibu tentang saudara sepupu yang lupa “makan siang dan minum” saat ia sedang berpuasa. Dalam hati saya (tidak diucapkan) terlintas pemikiran, “Kenapa ya, ada orang yang bisa lupa sedang berpuasa ? (dalam hal ini makan dan minum). Kayaknya saya sih gak bakalan lupa.” Sebetulnya jika kita tahu, ALLAH justru sedang memberikan kenikmatan kepada saudara sepupu saya itu.

Tak lama kemudian seorang pedagang asongan menawarkan permen pedas. Adik saya membelinya dan tanpa ragu-ragu saya minta sebutir permen pedas tersebut. Selang beberapa menit kemudian saya tersadar bahwa kala itu saya sedang berpuasa. “Astagfirullah! Kenapa mulut saya terasa panas, permen sudah habis, dan saya tidak bisa minum? “ gumam saya dalam hati. Ternyata ALLAH telah menegur saya agar saya sadar bahwa manusia itu tempatnya lupa dan lemah. Tidak ada satu orangpun yang tidak pernah luput dari sifat lupa. Jangankan perkataan (apalagi perbuatan), terbersit sedikit saja rasa sombong dalam hati sudah langsung diketahui dan diperhitungkan oleh Zat Yang Maha Adil. Ternyata kejadian “makan permen” belum menyadarkan saya untuk menjaga kebersihan hati. Peristiwa kedua meninggalkan bekas luka di tangan saya dan mempengaruhi aktivitas saya sehari-hari. Suatu hari saya berkunjung ke rumah kakak. Saat itu saya sudah ‘telat’ 3 minggu tapi saya belum memeriksakan kandungan ke dokter karena saya dan suami berencana memeriksakannya minggu depan. Kehamilan ini adalah kehamilan pertama saya sejak pernikahan kami 3 bulan yang lalu. Pada waktu maghrib saya mengambil air wudlu di kamar mandi. Lagi-lagi terlintas dalam hati pemikiran yang menjurus kepada kesombongan, “Kenapa ya banyak orang hamil yang jatuh di kamar mandi? Saya kayaknya gak bakalan deh! Saya kan orangnya hati-hati.” Dalam hitungan detik ALLAH langsung menunjukkan kekuasaan-NYA dan menegur saya dengan kejadian yang dahsyat. Saat itu saya merasakan ada aliran listrik yang mengenai tangan kanan saya disertai dengan bunyi keras benda jatuh. Rupanya wastafel atau tempat cuci tangan pecah dan berserakan di lantai. Saya sangat terkejut dan berusaha mencari-cari benda elektronik yang telah “menyetrum” tangan saya. Saya tidak menemukan benda yang saya cari namun mata saya tertuju oleh warna merah (darah) yang telah membasahi dan memenuhi pakaian yang saya kenakan saat itu. Saya berteriak histeris sehingga menyebabkan anggota keluarga berhamburan mendekati kamar mandi dan meminta saya untuk membukakan pintu. Dalam keadaan yang sangat panik saya tidak mampu melakukannya. Dalam hati saya terlintas pemikiran, “Inikah saatnya ajal saya datang?”. Saya khawatir urat nadi saya terputus. Saya berusaha menenangkan diri dengan beristighfar. Alhamdulillah karena rahmat-Nya saya sadar bahwa tangan kiri saya masih berfungsi dengan baik. Dalam keadaan gemetar saya berhasil membuka pintu.
Saya dilarikan ke rumah sakit terdekat menuju ruang gawat darurat. Alhamdulillah dokter langsung menangani saya. Rupanya urat gerak di pergelangan tangan kanan saya nyaris putus (urat nadi hanya 1 cm dari tempat robekan). Dokter menjahit 18 jahitan dengan cara menyambung urat gerak yang hampir putus tersebut dan menutup luka robekan di permukaan kulit (3 jahitan di dalam tangan dan 15 jahitan di permukaan kulit). Sejak saat itu 3 jari tangan kanan saya mati rasa sehingga mempengaruhi aktivitas saya. Pada saat dokter memberikan resep, suami mengatakan bahwa saya sudah telat 3 minggu. Setelah saya diperiksa, dokter menyatakan saya positif hamil dan kandungan saya dalam keadaan baik. Alhamdulillah segala puji bagi-MU ya ALLAH, kesedihan yang saya terima saat itu langsung dibalas dengan kegembiraan yang tiada terkira. Kami terpilih untuk mengemban amanah yang sangat mulia ini.
Peristiwa-peristiwa yang saya alami ini harus menjadi pegangan bagi saya bahwa manusia (khususnya saya) adalah makhluk yang lemah yang tak luput dari lupa dan salah. Hikmah lain yang bisa saya ambil adalah tentang pentingnya menjaga kebersihan hati. Setiap perbuatan dimulai dari hati. “Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati.” (Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim)

Terima kasih ya RABB karena telah menegur saya. Teguran ALLAH bagi manusia (khususya saya) semata-mata karena ALLAH masih memperhatikan dan menyayangi kita sebagai hamba-NYA agar kita selalu berada di jalan-NYA yang lurus. Wallohu a’lam bishshowab. disadur dari eramuslim.

salam

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger